Dikepung Era Serba Otomatis, Ini Solusi Tantangan Pendidikan Generasi 4.0

 

aptisiorid.wpengine.com jakarta – Pesatnya perkembangan zaman menuntut manusia lebih kreatif dalam menjalani hidup, termasuk memanfaatkan peluang pendidikan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.

Inilah yang menurut ketua Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), Prof Djoko Wintoro, MBA, merupakan salah satu bentuk tantangan pendidikan di era generasi 4.0.

Dijelaskan di sela-sela konferensi pers agenda World Post Graduate Expo 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), generasi 4.0 adalah era ketika manusia dituntut mandiri dalam mengembangkan eksistensinya, melalui pembelajaran progresif yang berlatar prinsip trial and error.

“Ketika dikaitkan dengan pendidikan, maka peran pengajar tidak lagi mendominasi di depan kelas, menjadi source of knowledge yang umum berlaku saat ini. Pengajar, dalam hal ini dosen, akan menjadi fasilitator yang membantu mahasiswa mengembangkan potensi dirinya dalam memahami solusi untuk setiap problematika,” jelas Prof Djoko.

Menurutnya, pendidikan tetap akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan perubahan zaman yang serba otomatis saat ini.

Ia mengibaratkan jika mesin benar-benar mengambil alih sebagian besar lahan pekerjaan manusia, tetap saja tidak mampu memberikan kearifan (wisdom) dalam membimbing manusia mengembangkan akal dan pikirannya.

“Saat ini, mesin sudah ada yang bisa saling mengobrol satu sama lain, tapi mereka tidak memiliki wisdom yang membantu manusia menggali potensi dirinya, mendorong daya pikir dalam mencari solusi berbagai problematika, dan tentu saja sulit menjadi teman diskusi yang baik,” jelas Prof. Djoko.

“Di sinilah tantangan para pengajar, memahami dinamika generasi 4.0, dengan cara tidak lagi mendominasi kelas perkuliahan, dan menggantinya dengan diskusi, katakanlah, lingkaran, sehingga pelajar dan gurunya bisa saling tatap muka tanpa canggung dalam membahas berbagai hal ilmiah,” lanjutnya.

Konsep awal tentang pendidikan berbasis generasi 4.0, menurut Prof Djoko, masih sangat jarang diterapkan di dunia pendidikan tanah air.

Untuk itu, ia pun memanfaatkan ajang World Post Graduate Expo 2018 untuk memulai diskusi lebih lanjut dengan berbagi pihak lintas kepentingan, terutama bagi mereka yang berniat melanjutkan pendidikan pascasarjana, baik S2 maupun S3.

 

Sumber : Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*