aptisiorid.wpengine.com, Jakarta – Mohammad Nasir selaku Kemenristekdikti akan mengumpulkan seluruh rektor yang ada di Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk membahas cara penanggulangan radikalisme dan intoleransi didalam kampus.
“Kami akan kumpulkan rektor seluruh Indonesia nanti setelah lebaran. Agendanya hanya satu, membahas bagaimana menanggulangi radikalisme dan intoleransi di dalam kampus, kata Nasir seusai menjadi pembicara kunci dalam kegiatan Lokakarya Pertama Reorientasi Kurikulum Menuju IPB 4.O di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin (4/6/2018).
Menristek-Dikti M Nasir menjelaskan, dalam pertemuan yang diagendakan tanggal 25 Juni 2018 itu nantinya akan dibahas bagaimana cara implementasinya, bagaimana cara rektor mengendalikan, bagai mana mendelegasikan kepada dekan, dan bagaimana para pembantu rektor bidang kemahasiswaan harus bisa mengontrol semuanya. “Ini semua yang akan kami bicarakan di pertemuan nanti,” kata Nasir.
Dalam pertemuan tersebut, lanjutnya, akan dibahas dan disampaikan sistem penanggulangannya beserta sistem pengawasannya, nanti akan dipelajari dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Terkait kasus di Universitas Riau, Nasir mengatakan dalam hal ini dirinya telah menyerahkan persoalan tersebut kepada pihak yang berwajib, kaitannya dengan para keamanan.
Nasir mengatakan bahwa perguruan tinggi merupakan pintu utama penangkalan masuknya radikalisme. Menurutnya, teroris tak ada kaitannya dengan agama apa pun, karena itu perguruan tinggi harus menyelesaikannya secara baik-baik jika menemukan indikasi terjadi intoleransi dan radikalisme di kampus.
Dia menambahkan, pimpinan perguruan tinggi harus mengajak mahasiswanya membangun dan memajukan bangsa Indonesia. Selain itu, untuk menghindari mahasiswa dari radikalisme dan intoleransi, perlu terus digaungkan empat pilar kebangsaan. Empat pilar tersebut yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia, UUD 1945, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sumber : DISINI
Leave a Reply