aptisiorid.wpengine.com, Tangerang – Selasa 23 Januari 2018 pukul 23.55 WIB. Dunia Pendidikan Nasional kembali kehilangan putera teladannya. Bapak Profesor Doktor Daoed Joesoef, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Presiden Soeharto, tokoh pendidikan, guru dan penulis sepanjang hayat, seorang kelahiran Kota Medan, Sumatera Utara,ini tutup usia dengan tenang pada usia 91 tahun, di RS Madistra, Jakarta Selatan.
Daoed Joesoef merupakan seorang ekonom dan akademisi bidang ekonomi moneter. Ia pernah menjadi Kepala Departemen Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia. Dengan latar belakangnya ini, pada tahun 1953, Daoed sempat ditawari untuk menjadi Gubernur Bank Indonesia menggantikan Sjafruddon Prawiranegara. Namun, tawaran itu ditolaknya dengan alasan independensi. Menurut Daoed, ia tak akan lagi bebas dan menulis jika menjadi Gubernur BI.
“Saya menolak karena jika saya masuk BI, saya tidak lagi bebas menulis dan berpikir. Segala tulisan harus dikonsultasikan dengan atasan,” ujar Daoed saat itu.
Ia lebih memilih tetap menjadi pendidik dan melanjutkan pendidikannya di Sorbonne, Paris. Lalu, pada 1964-1973, Daoed menempuh pendidikan di Sorbonne hingga meraih dua gelar doktor di Universite de Paris I, Pantheon-Sorbonne, Perancis.
Di sana, ia menyusun sejumlah konsep penyelenggaraan negara dengan pendekatan multidisipliner. “Konsep itu terdiri dari pembangunan ekonomi nasional, pertahanan keamanan, dan pembangunan pendidikan,” ujar Daoed.
Sepulangnya dari Sorbonne. Presiden Soeharto memintanya menjadi menteri di Kabinet Pembangunan III. Dalam bidang pendidikan,
Menurut dia, Generasi muda adalah investasi besar bangsa.
“Mereka harapan sekaligus manusia masa depan. Melalui pendidikan kita menyiapkan masa depan. Ada nilai investasi di sana dengan memberi generasi muda cukup ilmu,” Tegasnya.
Sungguh tradisi mencintai pengetahuan yang perlu diikuti kita semua. Terima kasih atas jasa yang telah engkau berikan untuk bangsa ini, Pak Daoed. Selamat jalan…
Leave a Reply